Ibarat
sebuah kendaraan, pandangan hidup merupakan bagian yang sangat
principal yaitu kemudi atau setir. Dengan adanya kemudi atau setir
pengemudi dapat leluasa menjalankan roda kendaraan sesuai arah dan
tujuan yang diinginkan. Namun demikian, dalam menempuh perjalanan
pengemudi juga harus memperhatikan serta mentaati norma-norma dan
nilai-nilai yang sudah ada seperti halnya mentaati peraturan lalu
lintas. Begitu juga dengan pandangan hidup, kedudukan pandangan hidup
dalam diri manusia adalah sebagai kemudi untuk menjalankan roda
kehidupan sesuai arah dan tujuan yang ingin dicapainya dengan
berlandaskan tatanan norma-norma dan nilai-nilai yang belaku dalam
kehidupan. Dengan adanya pandangan hidup manusia mampu mengorganisir
arah hidupnya sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Pengertian dan Sumber Pandangan Hidup
Setiap
manusia pasti mempunyai pandangan hidup karena pada dasarnya pandangan
hidup bersifat kodrati. Dengan adanya pandangan hidup, manusia dalam
menjalani hidup akan fokus dan tidak bingung menentukan arah. Untuk itu
perlu dijelaskan arti dari pandangan hidup. Pandangan hidup artinya
gagasan atau pertimbangan yang menjadi pedoman, pegangan, arahan,
petunjuk untuk hidup. Gagasan itu merupakan hasil perenungan manusia
berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah suatu produk (hasil berfikir)
yang instan, melainkan membutuhkan proses waktu yang panjang. Sehingga
gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia dan dapat diakui
kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu
sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan
hidup. Pandangan hidup cenderung diikat oleh nilai-nilai sehingga
berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau
rasionalisasi nilai-nilai.[1]
Pandangan
hidup berbeda dengan ideologi. menurut William j. goode dalam bukunya
vocabulary for sociologi (1959) ideologi mengandung dua hal, yaitu: 1)
unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan
sebagai dasar untuk kegiatan. 2) pembenaran intelektual untuk
seperangkat norma-norma.[2]
Ideologi
merupakan komponen dasar dari system budaya. Suatu ideologi masyarakat
tersusun dari pandangan hidup, nilai-nilai dan norma. Jadi dapat
dikatakan bahwa pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi. Ideologi
lebih luas dari pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk
hubungan individu tetapi untuk hal hal yang lebih luas seperti ideologi
Negara, masyarakat atau kelompok tertentu.[3]
Pandangan hidup bermacam-macam sumbernya, namun dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pandangan hidup yang bersumber dari agama yaitu pandangan hidup yang mempunyai kebenaran mutlak.
2. Pandangan
hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari nilai-nilai
budaya suatu Negara tau bangsa. Misalnya, ideologi pancasila dapat
menjadi sumber pandangan hidup.
3. Pandangan
hidup yang bersumber dari perenungan seseorang sehingga dapat merupakan
ajaran atau etika untuk hidup. Misalnya aliran kepercayaan.
B. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Pandangan hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup.[4] Untuk lebih jelasnya akan di bahas sebagai berikut:
1. Cita-cita
Cita-cita adalah sesuatu yang terkandung dalam hati seseorang baik
angan-angan, keingina, harapan, maupun tujuan yang akan diperoleh di
massa mendatang. Manusia memiliki cita-cita dan diberikan ruang untuk
memperoleh suatu yang diinginkanya akan tetapi Allah yang menentukan.
Agar cita-citanya terkabul, manusia harus mendekatkan diri kepada Allah
serta berusaha dengan totalitas. Hal ini berdasarkan QS. Al-Anfaal: 53
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu merubah
nasibnya sendiri.”
Bila cita-cita belum tercapai akibat terpenuhinya persyaratan maka cita-cita itu disebut harapan.[5]
Sebagai contoh, ada seorang guru yang bercita-cita lulus dalam
kualifikasi pendidik. Secara pedagogik, professional, dan sosial sudah
memadai. Namun secara kepribadian belum mencapai persyaratan sehingga
cita-citanya untuk lulus dalam kualifikasi pendidik masih dalam harapan.
Namun demikian cita-cita yang bertaruh harapan masih merupakan unsur
pandangan hidup, karena masih memberi kemungkinan ada keberhasilan dan
ini mendorong manusia untuk tetap berusaha mengatasi kegagalan yang
dialami. Seperti seorang guru di atas, apabila ia sudah memenuhi uji
kompetensi secara kepribadian , dengan ridha Allah ia akan berhasil
dalam meraih cita-citanya. Jadi harapan mampu membangkitkan kreativitas
menuju keberhasilan cita-cita. Dalam hal ini manusia hanya berusaha
tetapi Allahlah yang menentukan.[6]
2. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada
hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama atau etika[7].
Kebajikan merupakan sesuatu yang dapat mendatangkan keselamatan,
keuntungan, kemakmuran, keselarasan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Manusia berbuat kebaikan, karena sesuai dengan kodratnya manusia
dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci. Dengan kesucian hatinya
mendorong manusia mendorong untuk berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga sudut
pandang yaitu, manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota
masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia sebagai pribadi dapat menentukan sesuatu yang baik atau buruk,
karena manusia dibekali hati untuk menentukan itu. Hal itu berdasarkan
pertimbangan uara hati manusia. Pada dasarnya suara hati menunjukkan
manusia kepada sesuatu yang baik, namun terkadang manusia
mengingkarinya.
Demikian pula dengan suara hati masyarakat, yang menentukan baik
buruknya tentang sesuatu adalah masyarakat itu sendiri. Karena belum
tentu baik menurut pribadi, baik pula jika diterapkan pada masyarakat.
Sebagai anggota dari masyarakat manusia tidak dapat bebas dari persoalan
kemasyarakatan.
Sebagai manusia sebagai makhluk tuhan, manusia harus mendengarkan serta
menjalankan apa yang yang menjadi perintah dan larangan-Nya.
Jadi dapat dikatakan bahwa kebajikan adalah suatu perbuatan atau
tindakan yang terpadu antara suara hati manusia, suara hati masyarakat
dan hokum-hukum tuhan.
3. Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah
manusia bersikap optimis ataukah pesimis dalam menjalani kehidupan.
Sikap ini ada di dalam seseorang dan orang lain tidak mengetahui kecuali
sudah terwujud dalam sebuah tindakan. Setiap manusia memiliki sikap
yang berbeda antara satu dengan lainya dan sikap ini dapat dibentuk oleh
yang membentuknya dan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan yang mepengaruhinya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas berinteraksi dengan
yang lainnya. Oleh karena perlu memperhatikan dan menentukan sikap yang
positive. Sikap hidup dibagi menjadi dua, yaitu sikap etis dan non-etis.
Sikap etis berisi sikap yang positive seperti sikap lincah, sikap
tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan
sifat bangga. Sedangkan sikap non-etis merupakan kebalikan dari sikap
etis.
C. Manusia Dan Pandangan Hidup
Pandangan
hidup merupakan dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani
dan jasmani baik dalam kapasitas personal, kelompok atau masyarakat,
bahkan tinkat Negara sekalipun. Semua perbuatan tingkah laku antara
aturan-aturan bagi Negara dan undang-undang serta peraturan-peraturan
harus merupakan cerminan dari sebuah pandangan hidup yang telah
dirumuskan.
Manusia
sebagian menyadari dan ada yang tidak menyadari ketika melaksanakan
sesuatu yang bersifat individu maupun kelompok membutuhkan garis
cita-cita dan tujuan akhir yang bernama pegangan, landasanatau dasar
hidup sebagai pengarah dan pembimbing kea rah tujuan.[8]
Seseorang menininkan hidup bahagia, maka untuk mencapai kebutuhan akan
pegangan atau penuntun yang disebut dalam dunia pengetahuan adalah
pandangan hidup.
Pandangan
hidup dapat juga diartikan sebagai filsafat hidup, disesuaikan dengan
arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran. Tentu saja yang dimaksudkan
kebenaran disini adalah kebenaran yang berlaku atau dapat diterima oleh
siapa saja. Semua manusia mempunyai pandangan hidup baik perorangan
maupun golongan. Penggolongan yang paling ringan adalah pandangan
berdasar:
1).
Beragama, beriman, 2) tidak beragama tetapi mengikuti ajaran satu atau
lebih dari agama yang ada, 3) materealistik dan sekuler.
Pandangan
hidup dapat merupakan keseluruhan garis dan kecerendungan jalan-jalan
dan nilai-nilai yang akan dicapai untuk landasan semua dimensi
kehidupannya. Dari pandangan hidup terpancar perbuatan kata-kata atau
tingkah laku, dan cita-cita, sikap, dorongan atau tujuan yang akan
dicapai.[9]
KESIMPULAN
Pandangan
hidup adalah gagasan atau pertimbangan yang menjadi pedoman, pegangan,
arahan, petunjuk untuk hidup. Gagasan itu dapat diterima oleh akal
manusia dan dapat diakui kebenarannya sehingga , manusia menerima hasil
pemikiran itu sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut
pandangan hidup. Pandangan hidup cenderung diikat dengan nilai-nilai
sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau
rasionalisasi nilai.
Ideologi
lebih luas dari pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk
hubungan individu tetapi untuk hal hal yang lebih luas seperti ideologi
Negara, masyarakat atau kelompok tertentu. Pandangan hidup
bermacam-macam sumbernya, namun dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu: Pandangan hidup yang bersumber dari agama, ideologi,
dan perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika
untuk hidup.
Pandangan
hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan
cita-cita manusia mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi
harapan dan tujuan hidup, Akan tetapi Allah yang menentukannya.
Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan. Karena pada
esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari
nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup harus dilandasi dengan
sikap hidup yang positif.
Manusia
menyadari dalam menjalani membutuhkan dasar atau landasan untuk
membimbing kehidupan rohani dan jasmani baik dalam kapasitas personal,
kelompok atau masyarakat, bahkan tinkat Negara sekalipun. Maka dari itu
manusia tidak lepas dari pandangan hidup dalam mengarungi kehidupan.
sumber: http://almasakbar45.blogspot.com/2011/05/manusia-dan-pandangan-hidup-ibd.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar